Senin, 30 Juli 2012
Oragnisasi dan Peran Akuntansi Manajemen
PENTINGNYA ORGANISASI DAN PERANAN AKUNTANSI
MANAJEMEN DIMASA YANG AKAN DATANG
A. Pengertian Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen merupakan
sistem informasi yang menghasilkan output untuk memenuhi kebutuhan manajemen.
Proses untuk menghasilkan output tersebut tidak dibatasi oleh aturan-aturan
yang mengikat seperti halnya akuntansi keuangan. Input yang digunakan dapat
berupa kuantitatif maupun kualitatif. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi
manajemen merupakan alat untuk mengambil keputusan bagi manajemen. Keputusan
ini dimulai sejak perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian dari suatu produk,
siklus manajemen, maupun divisi dan perusahaan. Pengambilan keputusan bagi
manajemen dapat dilakukan untuk berbagai hal.
Akuntansi Sebagai Alat
Pengendalian Organisasi
Sedangkan dalam dalam organisasi .Organisasi adalah perpaduan
secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan
untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan
pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pendapat lain :
menyebutkan bahwa Organisasi adalah se- kelompok orang yang menyatu bersama
karena beberapa tujuan bersama. Dari beberapa pengertian organisasi di atas,
dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar,
yaitu : Orang-orang (sekumpulan orang), Kerjasama,Tujuan yang ingin dicapai
Tujuan organnisasi : Sasaran merupakan Tujuan bersama yang mengarahkan kerja organisasi. Bagi beberapa organisasi sasarannya adalah membuat produk dan menghasilkan keuntungan.
Dalam organisasi sektor publik yang sifatnya tidak mengejar laba serta adanya pengaruh politik yang besar, alat pengendaliannya lebih banyak berupa peraturan birokrasi. Terkait dengan pengukuran kinerja, terutama pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektifitas(value for money), akuntansi manajemen memiliki peran utama dalam pengendalian organisasi yaitu mengkuantifikasikan kesuluruhan kinerja terutama dalam ukuran moneter.Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian. Informasi akuntansi merupakan alat pengendalian yang vital bagi organisasi karena memberikan informasi yang bersifat kuantitatif. Informasi akuntansi pada umumnya dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial, sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang pada akhirnya membentuk gambaran kinerja organisasi secara keseluruhan.Akuntansi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan informasi sebagai alat pengendalian keuangan (financial control) dengan akuntansi sebagai alat pengendalian organisasi(organizational control). Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi, khususnya memastikan bahwa organisasi memiliki likuiditas dan solvabilitas yang cukup baik.Pengendalian organisasi adalah terkait dengan pengintegrasian aktifitas fungsional ke dalam sistem organisasi secara keseluruhan. Pengendalian organisasi untuk menjamin bahwa organisasi tidak menyimpang dari tujuan dan strategi organisasi yang telah ditetapkan. Pengendalian organisasi memerlukan informasi yang lebih luas dibandingkan pengendalian keuangan.
Tujuan organnisasi : Sasaran merupakan Tujuan bersama yang mengarahkan kerja organisasi. Bagi beberapa organisasi sasarannya adalah membuat produk dan menghasilkan keuntungan.
Dalam organisasi sektor publik yang sifatnya tidak mengejar laba serta adanya pengaruh politik yang besar, alat pengendaliannya lebih banyak berupa peraturan birokrasi. Terkait dengan pengukuran kinerja, terutama pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektifitas(value for money), akuntansi manajemen memiliki peran utama dalam pengendalian organisasi yaitu mengkuantifikasikan kesuluruhan kinerja terutama dalam ukuran moneter.Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian. Informasi akuntansi merupakan alat pengendalian yang vital bagi organisasi karena memberikan informasi yang bersifat kuantitatif. Informasi akuntansi pada umumnya dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial, sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang pada akhirnya membentuk gambaran kinerja organisasi secara keseluruhan.Akuntansi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan informasi sebagai alat pengendalian keuangan (financial control) dengan akuntansi sebagai alat pengendalian organisasi(organizational control). Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi, khususnya memastikan bahwa organisasi memiliki likuiditas dan solvabilitas yang cukup baik.Pengendalian organisasi adalah terkait dengan pengintegrasian aktifitas fungsional ke dalam sistem organisasi secara keseluruhan. Pengendalian organisasi untuk menjamin bahwa organisasi tidak menyimpang dari tujuan dan strategi organisasi yang telah ditetapkan. Pengendalian organisasi memerlukan informasi yang lebih luas dibandingkan pengendalian keuangan.
Menurut Mulyadi (1993,
hal.I7) jenis/tipe dan manfaat dari
organisasi akuntansi manajemen yaitu sebagai berikut :
Tipe Informasi
Akuntansi Manajemen
|
Manfaat
| |
Informasi masa lalu
|
Informasi masa yang
akan datang
|
|
Informasi akuntansi
penuh (full accounting
information
|
Pelaporan informasi
keuangan
|
Penyusunan
|
Analisis kemampuan
menghasilkan
laba
|
Program
|
|
Jawaban atas pertanyaan
“Berapa biaya yang telah
dikeluarkan untuk
sesuatu?”
|
Penentuan harga jual
normal
|
|
Penentuan harga jual
|
Penentuan harga transfer
|
|
dalam cost – type contract
|
Penentuan harga jual
dalam perusahaan yang
diatur dengan peraturan
pemerintah
|
|
Informasi akuntansi
diferensial (Diferential
accounting information)
|
Pengambilan keputusan
pemelihan alternatif,
baik jangka pendek
maupun jangka panjang
|
|
Informasi akuntansi
pertanggungjawaban
(responsibility accounting
information
|
Penilaian kinerja manajer
Pemotivasian manager
|
Penyusunan anggaran
|
Seiring perkembangan zaman
dan Kemajuan teknologi informasi juga membawa dampak besar pada perkembangan
dalam paradigma maupun pada teknologi manufaktur. Beberapa faktor akuntansi
manajemen yang mendasar mengalami perubahan akibat penggunaan teknologi
informasi. Perubahan tersebut antara lain mencakup proses perencanaan,
penendalian aktivitas rutin, struktur organisasi dan situasi kerja. Dalam
situasi dimana lingkungan berubah, maka rencana organisasi juga harus berubah
agar tetap bertahan dan keadaan organisasi tetap stabil. Organisasi yang
dihadapkan dengan perubahan lingkungan harus responsif jika tidak ingin
mengalami penurunan aktivitas yang tidak dapat dihindarkan. Kondisi ini
mengharuskan manajemen untuk selalu melakukan peningkatan yang inovatif secara
kontinu disegala aspek agar perusahaan dapat tetap.
Sumber :
sosiologi ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial
yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi,
pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri
berasal dari kata Yunani “oikos” yang berarti
"keluarga,
rumah tangga" dan “nomos”, atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar
diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah
tangga."
Manusia
sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi
masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah
kenyataan bahwa kebutuhan
manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemenuhan kebutuhan manusia jumlahnya
terbatas.
Konsep Sosiologi Ekonomi
Sosiologi ekonomi adalah studi
tentang bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhannya atas jasa
dan barang langka dengan menggunakan pendekatan sosiologi. Dari pengertian ini,
maka sosiologi-ekonomi berkaitan dengan fenomena ekonomi dan pendekatan
sosiologis.
Yang dimaksud dengan fenomena
ekonomi adalah gejala bagaimana cara orang/masyarakat memenuhi kebutuhan
hidupnya atas barang dan jasa. Yakni semua aktivitas orang dan masyarakat yang
berkaitan dengan produksi, distribusi, pertukaran, konsumsi barang dan jasa.
Lebih rinci Swedberg menuliskan
fenomena ekonomi terdiri dari: konsumsi dan produksi, produktivitas dan inovasi
teknologi, pasar, kontrak, uang, tabungan, organisasi ekonomi, ekonomi
internasional, ekonomi dan masyarakat luas, dampak faktor gender dan etnik
terhadap ekonomi, kekuatan ekonomi, dan ideologi ekonomi.
Dalam pandangan sosiologi, ekonomi
merupakan bagian integral dari masyarakat. Sedangkan (studi) ekonomi hanya
menitikberatkan pada perhatiannya pada pasar dan ekonomi, sedangkan masyarakat
dipandang sebagai ‘outsider’. Oleh karena itu Weber menetapkan tiga unsur
ekonomi yang berbeda dari sosiologi-ekonomi, yaitu:
1.
Tindakan
ekonomi adalah sosial.
2.
Tindakan
ekonomi selalu mengandung makna.
3.
Tindakan
ekonomi selalu memperhatikan kekuasaan.
Tindakan
ekonomi itu sendiri adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan
paling menguntungkan. misalnya: Ibu memasak dengan kayu bakar karena harga
minyak tanah sangat mahal. Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek,
yaitu :
- Tindakan
ekonomi Rasional,
setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan
dan kenyataannya demikian.
- Tindakan
ekonomi Irrasional, setiap
usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan namun
kenyataannya tidak demikian.
Seiring dengan itu, sosiologi ekonomi memusatkan
perhatiannya pada tiga hal:
1.
Analisis
sosiologis terhadap proses ekonomi, misalnya dalam proses pembentukan harga
oleh para pelaku ekonomi. Secara alamiah harga ditentukan oleh peran mekanisme
pasar melalui keseimbangan antara pemintaan dan penawaran di pasar. Pada tataran
tertentu intervensi pemerintah dibutuhkan untuk menjaga stabilitas harga, yaitu
ketika terganggu tindakan distortif oleh para pelaku ekonomi yang sengaja ingin
mengacaukan harga pasar.
2.
Analisis
hubungan dan interaksi antara ekonomi dan instansi lain dari masyarakat,
misalnya hubungan antara ekonomi dengan agama. Contoh: sertifikasi halal yang
dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk setiap produk makanan dan minuman.
3.
Studi
tentang perubahan institusi dan parameter budaya yang menjadi konteks bagi
landasan ekonomi masyarakat, misalnya semangat kewirausahaan di kalangan
santri.
Jenis-jenis Masyarakat Ekonomi
Untuk dapat bertahan hidup, semua masyarakat harus
membangun sistem teknologi dan ekonomi. Teknologi dan ekonomi adalah dua bidang
yang sangat terkait dalam semua masyarakat, tetapi tidak berarti keduanya sama.
Teknologi suatu masyarakat terdiri atas peralatan, teknik, dan pengetahuan,
yang diciptakan anggotanya untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan
mereka. Sedangkan ekonomi suatu masyarakat berisi cara-cara yang
diorganisasikan secara sosial, dengan cara tersebut barang dan jasa diproduksi
dan didistribusikan.
A.
Masyarakat
Praindustri.
Terdiri
dari lima kategori masyarakat praindustri, yakni: Masyarakat pemburu dan
peramu, masyarakat hortikultura sederhana, masyarakat holtikultura intensif,
masyarakat agraris, masyarakat pastoralis.
-
Masyarakat
pemburu dan peramu
Masyarakat Pemburu dan peramu adalah masyarakat yang
metode bertahan hidup utamanya ialah memburu
atau mengumpulkan dan meramu secara langsung
binatang dan tumbuh-tumbuhan liar yang dapat dimakan, tanpa usaha-usaha yang
nyata untuk membudidayakannya (domestikasi)
terlebih dahulu.
Karena
pemburu-peramu lebih merupakan pengumpul ketimbang penghasil makanan, mereka
harus mengembara ke wilayah geografis yang luas dalam usaha mencari makanan.
Dengan demikian, mereka umumnya nomadik, dan jarang membangun tempat
permanen.
Penemuan
teknologi masyarakat pemburu-peramu sangat terbatas. Alat dan senjata yang
digunakan secara langsung untuk menopang hidup umumnya terdiri dari tombak,
busur dan anak panah, jaring dan parangkap yang digunakan untuk berburu, dan
tongkat penggali untuk meramu. Alat-alat tersebut kasar dan sederhana, umumnya
terbuat dari batu, kayu, tulang, atau bahan alamiah lainnya. Biasanya hanya
sedikit atau tidak ada teknik untuk penyimpanan atau pemeliharaan, dan dengan
demikian, makanan biasanya dikonsumsi secara langsung atau dalam jangka waktu
yang pendek.
Masyarakat ini dicirikan: menopang hidupnya dengan cara
memburu binatang liar dan meramu tanaman liar, menjadi kaum pengembara
(nomadik), teknologi masyarakatnya masih sangat terbatas (tombak, busur, panah,
dll).
Masyarakat pemburu-peramu sangat dikenal dalam
hal kegagalan mereka menghasilkan surplus ekonomi, kelebihan barang melebihi
keperluan subsistensi. Banyak yang percaya bahwa hal ini disebabkan oleh
ketidakmampuan mereka melakukan itu, sebuah ketidakmampuan yang dikarenakan
kehidupan marginal dan genting. Penelitian kontemporer menunjukkan hal yang
sebaliknya. Para ilmuwan sosial sekarang pada umumnya setuju bahwa
kegagalan menghasilkan surplus disebabkan tidak adanya kebutuhan untuk itu.
Karena sumber daya alam selalu tersedia untuk diambil, maka alam itu sendiri
menjadi sejenis gudang yang sangat besar.
Contoh:
Masyarakat suku Hadza di Tanzania, Afrika. Mereka tidak bercocok tanam, tidak
memelihara ternak, dan hidup tanpa hukum ataupun kalender. Mereka hidup dengan
cara berburu dan meramu. Kehidupan seperti itu hanya sedikit berubah
dibandingkan 10.000 tahun silam. Mereka
kaum yang memang merdeka, tidak disibukkan dengan pekerjaan, bayar pajak,
ritual keagamaan, dan lain – lain. Saat lapar, mereka mencari makanan Babun ke
hutan dan membakarnya. Selain itu mereka juga adalah orang – orang yang tidak
diperbudak dengan uang. Transaksi mereka masih menggunakan sistem barter dengan
suku lain. Mereka tidak mengenal dollar atau mata uang lainnya.
-
Masyarakat
hortikultura sederhana
Mereka dicirikan: mengenal cara bercocok tanam dengan
cara tebas dan tanam (padi, gandum, dll) dalam konteks sekadar untuk memenuhi
kebutuhan hidup, tinggal menetap. Kebanyakan masyarakat hortikultura
sederhana tinggal di lingkungan berhutan lebat dan mempraktekkan teknik
penanaman yang dikenal dengan tebas-dan-bakar (biasa juga disebut ladang
berpindah). Teknik bertanam ini dimulai dengan penebasan sebidang hutan dan
kemudian membakar hasil tebasan yang sudah dikumpulkan. Abu yang tertinggal
berfungsi sebagai pupuk, dan biasanya tidak ada tambahan pupuk yang lain.
Kemudian bibit ditanam di ladang yang sudah dibersihkan ini (biasanya
besarnya tidak lebih dari satu are) dengan bantuan tongkat penggali, tongkat
panjang yang ujungnya tajam dan keras. Ladang yang telah ada mungkin ditanami
hanya dengan satu jenis bibit, tetapi praktik yang lebih umum adalah menanam
beberapa bibit tambahan di samping tanaman utama.
Tumbuhan yang ditanam sebagian besar
adalah tanaman yang dapat dimakan. Namun, sejumlah masyarakat tersebut juga
mempunyai binatang yang telah didomestikasikan. Babi yang telah
didomestikasikan, misalnya, terdapat di seluruh Melanesia. Tetapi kebanyakan
masyarakat hortikultura sederhana jarang mendomestikasikan binatang, dan
kelompok-kelompok banyak mengandalkan kegiatan berburu atau mencari ikan untuk
persediaan protein hewani mereka.
Masyarakat
hortikultura sederhana menghasilkan makanan yang lebih banyak untuk setiap
bidang tanah dibandingkan masyarakat pemburu dan peramu. Sebagian mereka bahkan
menghasilkan surplus ekonomi dalam jumlah kecil. Namun tidak dapat disimpulkan
dari kenyataan ini bahwa mereka menikmati standar hidup yang lebih tinggi.
-
Masyarakat
hortikultura intensif
Seperti masyarakat
hotikulutra sederhana, masyarakat hortikultura intensif menggantungkan hidupnya
pada hasil kebun sendiri, dan mereka menanam dengan metode tebas-dan-bakar.
Sebagian memelihara binatang ternak, karena tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidup dengan berburu dan menangkap ikan. Masyarakat hortikultura sederhana
umumnya membiarkan ladang mereka kosong sampai 20 atau 30 tahun sebelum
menanamnya kembali. Sebaliknya, masyarakat hortikultura intensif memperpendek
periode kosong menjadi sekitar 5 sampai 6 tahun. Kompensasi atas penurunan
kesuburan tanah karena ditanami lebih sering, masyarakat hortikultura intensif
selanjutnya memupuki tanah dengan menambahkan semacam humus atau pupuk
kandang.
Pemendekan
periode kosong menimbulkan efek yang nyata, yakni berubahnya hutan yang lebat
menjadi semak-semak. Tanah yang sudah dibersihkan dari semak-semak harus
dipersiapkan untuk ditanami dengan cara yang tidak perlu sesulit membersihkan
tanah dari hutan. Dengan demikian, kebanyakan masyarakat hortikultura intensif
telah menemukan atau menggunakan cangkul untuk mempersiapkan tanah untuk
ditanami.
Dibandingkan
dengan hortikultura sederhana, hortikultura intensif sangat produktif untuk
masing-masing unit ladang. Masyarakat hortikultura intensif, ternyata,
menghasilkan surplus ekonomi yang nyata, dan surplus ini digunakan untuk
menopang sekelompok orang yang tidak terlibat langsung dalam produksi
pertanian. Dalam banyak masyarakat hortikultura intensif, anggota kelas ini
dipandang, paling tidak secara teoritis, sebagai pemilik semua tanah, dan dalam
semua masyarakat semacam itu mereka mengarahkan banyak aktivitas ekonomi.
Standar hidup mereka lebih tinggi dari semua orang yang lainnya. Standar hidup
kebanyakan masyarakat hortikultura intensif sulit ditentukan, tetapi dapat dilihat
bahwa standar hidup mereka berbeda sedikit dari yang terdapat pada masyarakat
hortikulktura sederhana. Namun tidak boleh dilupakan bahwa masyarakat
hortikultura intensif bekerja lebih keras hanya untuk mencapai hasil material
yang kurang lebih sama.
-
Masyarakat
agraris
Masyarakat agraris menyandarkan hidup kepada pertanian
murni. Tanah dibersihkan dari semua tanaman dan ditanami dengan menggunakan
bajak dan binatang-binatang dipergunakan untuk menarik bajak. Ladang dipupuk
secara besar-besaran, terutama dengan pupuk kandang. Ketika tanah ditanami
dengan cara ini, maka ia dapat dipergunakan secara agak berkesinambungan.
Dengan demikian, periode kosong sangat pendek atau bahkan tidak ada lagi. Para
petani sering menanami sebidang tanah tertentu setiap tahun, dan dalam beberapa
kasus, panen dapat dipungut dari ladang yang sama lebih dari sekali dalam
setahun.
Kebanyakan anggota masyarakat agraris adalah
para petani (peasants). Mereka adalah produsen
utama, orang yang menanami ladang, dari hari ke hari. Eric Wolf (1966) menyebut
mereka penanam tergantung (dependent cuktivator),
karena mereka berada dalam hubungan ketergan-tungan politik ekonomi atau
subordinat kepada para pemilik tanah. Mereka sendiri seringkali tidak punya
tanah, tetapi hanya dibolehkan memakai. Dalam pengertian ini, mereka hanyalah
para penyewa tanah. Dalam kasus di mana para petani mempunyai tanah sendiri,
mereka jauh dari penguasaan penuh atas nasib produk dari tanah mereka. Tetapi
tidak semua produsen utama dalam masyarakat agraris adalah petani. Sebagian
adalah para budak. Budak berbeda dari petani, karena mereka secara hukum
dimiliki dan dapat diperjualbelikan. Dalam sebagian masyarakat agraris,
misalnya di Romawi dan Yunani Kuno, para budak melebihi jumlah petani.
-
Masyarakat
pastoralis
Mereka menggantungkan hidup pada penggembalaan ternak
di daerah kering dan semi kering yang tidak cocok untuk ditanami. Masyarakat
pastoralis menggantungkan kehidupannya kepada sekumpulan binatang gembalaan.
Mereka menggembalakan sekumpulan binatang sepanjang tahun, dan berpindah
secara musiman bersama kumpulan gembala/ternak mereka untuk mencari padang
rumput (pasture). Karena itulah mereka
dinamakan nomadisme pastoralis. Binatang yang paling umum dipelihara adalah
biri-biri, kambing, onta, sapi, dan kadang-kadang rusa kutub. Sebagian kelompok
pastoralis menggantungkan hidup mereka hanya pada satu spesies binatang,
sementara yang lain memelihara beberapa spesies.
Sebagian masyarakat pastoralis, yang kadang-kadang
disebut masyarakat pastoralis “sejati”, tidak melaksanakan aktivitas pertanian
sama sekali. Kelompok-kelompok ini memperoleh produk pertanian melalui hubungan
dagang dengan tetangga mereka yang menjalankan pertanian. Namun, tidak jarang
terjadi kelompok pastoralis juga menjalankan pertanian untuk melengkapi
makanan yang diperoleh dari peternakan binatang mereka; tetapi ini selalu
sangat bersifat sekunder di samping kegiatan menggembala.
B.
Masyarakat
Pra-Kapitalis
Masyarakat pra-kapitalis diorganisasikan melalui
berbagai aktivitas dalam produksi barang yang lebih diarahkan pada nilai
gunanya. Dalam hal ini, barang diproduksi untuk dikonsumsi, bukan untuk ditukar
dengan barang lain. Sementara dalam masyarakat kapitalis modern, barang
diproduksi terutama diarahkan pada nilai tukarnya.
Pasar sudah terdapat dalam masyarakat pra-kapitalis
tetapi tidak mendominasi aktivitas ekonomi. Dalam berbagai aktivitas ekonomi,
pasar diorganisasikan dengan cara yang berbeda dengan ekonomi pasar kapitalisme
yang modern dan rumit. Rasionalitas yang luar biasa pada kapitalisme modern umumnya tidak terdapat pada sistem
ekonomi prakapitalis.
Dalam masyarakat prakapitalis ada empat pola
kepemilikan:
Pertama, komunisme primitif. Pada pertengahan abah
XIX, Karl Marx berspekulasi bahwa pola kehidupan ekonomi paling awal dalam
sejarah manusia adalah apa yang diistilahkannya sebagai komunisme primitif.
Dengan istilah ini, yang dimaksud Marx adalah suatu jenis masyarakat,
yang untuk memenuhi kebutuhan subsistensinya dengan berburu dan meramu
atau bentuk-bentuk pertanian sederhana, dan semua sumber daya alam yang penting
dimiliki secara bersama. Pemilikan peribadi atas berbagai sumber daya oleh
individu atau kelompok kecil tidak ada dalam jenis masyarakat ini.
Kedua, pemilikan keluarga besar. Pemilikan oleh
keluarga besar serupa dengan komunisme primitif dalam hal bahwa keduanya bukan
merupakan bentuk pemilikan kekayaan pribadi. Kekayaan masih dimiliki dan
digunakan secara bersama. Tetapi ada perbedaan penting antara komunisme
primitif dan pemilikan oleh keluarga besar. Pemilikan oleh keluarga besar
lebih eksklusif atau lebih terbatas karena membuat pemilikan dan
penggunaan sumber daya berharga bergantung kepada keanggotaan kelompok
keluarga. Dalam berbagai masyarakat yang menganut pemilikan oleh keluarga
besar, tidak semua anggota masyarakat mempunyai akses yang sama terhadap
kekuatan-kekutan produksi, walaupun semua anggota adalah anggota keluarga besar
yang sama. Dengan demikian, pemilikan oleh keluarga besar selangkah
meninggalkan komunisme primitif dan menuju kepada pemilikan pribadi. Namun, ia
lebih dekat dengan komunisme primitif daripada dengan pemilikan pribadi, karena
dalam pemilikan oleh keluarga besar yang sebenarnya, para anggota keluarga
besar itu sendiri mempunyai akses yang relatif sama terhadap sumber daya.
Ketiga, pemilikan oleh pemimpin. Pemilikan oleh
pemimpin muncul ketika seorang individu yang kuat –seorang pemimpin—yang
merupakan pemimpin keluarga besar, atau seluruh desa, atau jaringan desa-desa
yang luas, menyatakan pemilikan pribadi atas tanah yang ada dalam kekuasaannya
dan berusaha menggusur hak-hak menggunakan tanah pada orang-orang yang hidup di
atasnya. Untuk menggunakan tanah, orang-orang ini harus mengikuti
batasan-batasan produksi tertentu, seperti menyerahkan sebagian hasil panen
mereka kepada pimpinannya.
Keempat, pemilik Seigneurial. Pemilikan seigneurial muncul manakala
sekelompok kecil orang, umumnya dikenal sebagai tuan tanah (bahasa
Prancisnya: seignuers),
mengkalim pemilikan pribadi atas sebidang tanah yang di atasnya hidup dan
bekerja para petani dan budak yang membayar rente, pajak, dan berbagai
pengabdian tenaga kepada para tuan tanahnya. Tidak ada hal yang dibuat-buat
dalam hal jenis pemilikan ini, karena para tuan tanah mempunyai kekuasaan tak
terbatas terhadap orang lain dalam memanfaatkan tanah, dan orang tersebut
seringkali tidak menentukan keputusan harian tentang bagaimana
tanah harus dipergunakan secara produktif. Dalam jenis pemilikan ini, tanah
dimiliki secara pribadi oleh kelas tuan tanah yang mewarisinya melalui garis
keluarga dan secara pribadi mengatur penanamannya.
Stratifikasi Sosial Muncul Masyarakat
Agraris
Stratifikasi sosial muncul karena
ketidaksamaan status dalam masyarakat. Perbedaan status ini kemudian
menempatkan manusia pada starata yang berbeda. Stratifikasi dapat didasarkan
pada kekayaan, kehormatan, kekuasaan, dan ilmu pengetahuan.
Salah satu ciri menonjol dalam
masyarakat agraris adalah adanya gap antara kelas dominan dengan subordinatnya.
Karena itu, masyarakat agraris adalah masyarakat yang paling terstratifikasi di
antara seemua masyarakat pra-industri.
Sistem stratifikasi agraris secara
umum terdiri dari beberapa kelas, yakni:
1.
Kelas
Elit Ekonomi Politik (penguasa dan tuan tanah)
Dalam masyarakat agraris, pemerintah yang
terdiri dari raja, penguasa, dan sejenisnya, adalah orang yang secara resmi
menjadi pemimpin politik. Keluas penguasa terdiri dari mereka yang memiliki
tanah dan memperoleh keuntungan dari kepemilikan tersebut. Mereka umumnya
merupakan tuan-tuan tanah yang sekaligus penguasa politik. Kelas ini menikmati kekuasaan
yang besar, hak-hak istimewa, dan prestise yang tinggi disbanding kelas-kelas
lainnya. Surplus ekonomi hamper dapat dipastikan mengalir ke tangan elit
ekonomi-politik, sehingga penguasa dalam
masyarakat agraris umumnya memiliki kekayaan yang besar sekali.
2.
Kelas Pengabdi
Di bawah kelas penguasa dan pemerintah
adalah kelas pengabdi, terdiri dari para fungsionaris seperti pegawai
pemerintahan, tentara, dan personil-personil lainnya yang mengabdi secara
langsung kepada penguasa dan pemerintah, seperti para penyewa.
Mereka menjadi penghubung antara elit
dengan massa, termasuk mentransfer
surplus ekonomi kepada kelas penguasa dan pemerintah. Kelas pengabdi ini
rata-rata menyumbangkan keuntungan yang besar kepada atasan mereka.
3.
Kelas
pedagang
Pedagang merupakan bagian terpenting dari
perekonomian masyarakat agraris. Mereka
diperlukan oleh kelompok elit karena dapat menyediakan barang-barang mewah.
4.
Kelas
rohaniawan
Meski dalam masyarakat agraris kelas
rohaniawan terstratifikasi secara internal, tetapi umumnya mereka mempunyai
kedudukan istimewa. Mereka mempunyai hubungan yang dekat dengan kelas pengusaha
dan pemerintah terutama dalam mendukung kebijakan-kebijakan pengusaha dan
pemerintah.
5.
Kelas
petani
Mayoritas masyarakat agraris adalah petani
tetapi kedudukan mereka rendah. Sistem memaksa mereka untuk bekerja keras
seharian untuk kepentingan penguasa dan Negara.
6.
Kelas
seniman
Seniman atau mengrajin umumnya bertasal
dari para petani yang telah kehilangan hak milik. Pendapatannya biasanya lebih
buruk dari pendapatan petani.
7.
Kelas
‘sampah masyarakat’
Mereka terdiri dari para pengemis, pencuri, pelanggar
hukum, dan orang-orang yang berada dalam belas kasihan orang.
Stratifikasi Sosial Masyarakat Industri
Walaupun memiliki tingkat
stratifikasi yang lebih rendah dibandingkan masyarakat agraris, masyarakat
industri modern tetap memiliki karakteristik stratifikasi yang ekstrem. Pendekatan
konvensional dalam analisis Daniel Rossidies mengungkapkan adanya lima kelas
mayoritas di Amerika Serikat:
1.
Kelas
atas; terdiri dari keluarga kaya dan berkuasa yang diperolehnya secara turun
menurun. Mereka menduduki jabatan-jabatan kunci dalam perusahaan, menikmati
prestise tinggi dan sangat berorientasi pada budaya konsumksi simbolis elit
seperti musik dan kesenian lainnya.
2.
Kelas menengah atas; terdiri dari manajer
bisnis, para professional, dan pejabat sipil dan militer. Anggotanya
berpenghasilan tinggi dan menghimpun kekayaan melalui investasi dan tabungan.
3.
Kelas
menengah bawah; terdiri dari pengusaha kecil, professional rendahan,salesman,
dan karyawan. Pendapatan mereka umumnya adalah sedang dan hanya dapat menabung sedikit.
4.
Kelas
Pekerja; umumnya sebagai pekerja terampil dan tanpa keterampilan. Kelompok ini
umumnya memiliki angka pengangguran yang tinggi, tidak memiliki tabungan, dan
prestisenya rendah.
5.
Kelas
Bawah; terdiri dari orang-orang yang hidup dalam kemiskinan, misalnya
penganhgguran, penganggur tak kentara, ibu-ibu telantar, dan orang miskin
sakit-sakitan. Kelompok ini menderita karena tekanan ekonomi dan memiliki
prestise sosial yang rendah. Sering dianggap sampah masyarakat.
macam - macam pencemaran
1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Sumber – Sumber
Pencemaran Udara
Pencemar udara dibedakan
menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer
adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran
udara. [Karbon monoksida]adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena
ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar
sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar
primer di atmosfer. Pembentukan ozon
dalam [smog fotokimia] adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Belakangan ini tumbuh
keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan
hubungannya dengan pemanasan global (global warming) yg memengaruhi;
Kegiatan manusia
- Transportasi
- Industri
- Pembangkit listrik
- Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan
berbagai jenis bahan bakar
- Gas buang pabrik yang
menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
Sumber alami
- Gunung berapi
- Rawa-rawa
- Kebakaran hutan
- Nitrifikasi
dan denitrifikasi
biologi
Sumber-sumber lain
- Transportasi amonia
- Kebocoran tangki klor
- Timbulan gas metana dari lahan
uruk /tempat
pembuangan akhir sampah
- Uap pelarut organic
- Penipisan Ozon
- Pemanasan Global ( Global Warming )
- Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
- Terganggunya fungsi reproduksi
- Stres dan penurunan tingkat produktivitas
- Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak
- Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.
Solusi :
+ Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan pencemaran udara.
+ Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel Cell dan Solar Cell.
+ Menghemat Energi yang digunakan.
+ Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
2. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Sumber – Sumber Pencemaran tanah :
a. Limbah rumah tangga
Dalam rumah tangga, air digunakan untuk minum, memasak, mencuci, dan berbagai keperluan lainnya. Setelah digunakan, air dibuang atau mengalir ke selokan. Selanjutnya, air tersebut mengalir ke sungai, danau, dan laut. Air buangan rumah tangga atau dikenal sebagai limbah domestik mengandung 95% sampai 99% air dan sisanya berupa limbah organik .
Sebagian dari air buangan terdiri atas komponen nitrogen, seperti urea dan asam urik yang kemudian akan terurai menjadi amoniak dan nitrit. Pada perairan yang dimasuki oleh limbah rumah tangga biasanya akan menyebabkan populasi ganggang menjadi meningkat pesat sebagai akibat banyaknya persediaan nutrien.
Sebaliknya, persediaan oksigen dalam perairan tersebut semakin berkurang. Di sana dapat ditemukan Tubifex sp., hewan air yang mampu hidup dengan baik di bawah kondisi defisiensi oksigen.
Semakin ke hilir atau ke arah muara, limbah organik lebih terurai secara sempurna sehingga kandungan oksigen dalam air kembali normal. Hewan dan tumbuhan air dapat tumbuh dengan baik.
Selain itu limbah rumah tangga terpenting adalah sampah.
Sampah dalam jumlah banyak seperti di kota-kota besar, berperan besar dalam pencemaran tanah, air, dan udara. Tanah yang mengandung sampah diatasnya akan menjadi tempat hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Pencemaran oleh mikroorganisme dan polutan lainnya dari sampah akan mengurangi kualitas air tanah. Air tanah yang menurun kualitasnya dapat terlihat dari perubahan fisiknya, misalnya bau, warna, dan rasa, bahkan terdapat lapisan minyak. Beberapa jenis sampah, seperti plastik dan logam sulit terurai sehingga berpengaruh pada kemampuan tanah menyerap air.
b. Limbah pertanian
Dalam kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan pengganggu (herbisida) dapat mencemari tanah, dan air.
Herbisida merupakan pestisida yang 40% produknya sudah digunakan di dunia. Para petani menggunakan herbisida untuk mengontrol atau mematikan sehingga tanaman pertanian dapat tumbuh dengan baik. Percobaan pada kelinci dan kera menggunakan dosis herbisida diatas 25% menunjukkan bahwa pemberian makanan dan minuman yang dicampur herbisida dapat menyebabkan organ hati dan ginjal hewan tersebut mudah terkena tumor dan kanker.
Fungisida merupakan pestisida yang digunakan untuk mengontrol atau memberantas cendawan (fungi) yang dianggap sebagai wabah atau penyakit. Penyemprotan fungisida dapat melindungi tanaman pertanian dari serangan cendawan parasit dan mencegah biji (benih) menjadi busuk di dalam tanah sebelum berkecambah. Akan tetapi, sejak metal merkuri sangat beracun terhadap manusia, biji-bijian yang telah mendapat perlakuan fungisida yang mengandung metal merkuri tidak pernahdimanfaatkan untuk bahan makanan. Fungisida dapat memberi dampak buruk terhadap lingkungan.
Insektisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga hama. Jenis pestisida ini sudah digunakan manusia sejak lama. Pestisida dan herbisida memiliki sifat sulit terurai dan dapat bertahan lama di dalam tanah. Residu pestisida dan herbisida ini membahayakan kehidupan organisme tanah.
Senyawa organoklorin utama di dalam insektisida adalah DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) dapat membunuh mikroorganisme yang sangat penting bagi proses pembusukan, sehingga kesuburan tanah terganggu Tanah yang tercemar pupuk kimiawi, pestisida, dan herbisida dapat mencemari sungai karena zat-zat tersebut dapat terbawa air hujan atau erosi.
Penggunaan pupuk buatan secara berlebihan menyebabkan tanah menjadi masam, yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Tanaman menjadi layu, berkurang produksinya, dan akhirnya mati. Pencemaran tanah oleh pestisida dan herbisida terjadi saat dilakukan penyemprotan. Sisa-sisa penyemprotan tersebut akan terbawa oleh air hujan, akhirnya mengendap di tanah. Penggunaan bahan-bahan kimiawi secara terus menerus akan mengakibatkan kerusakan tekstur tanah, tanah mengeras, dan akan retak-retak pada musim kemarau.
c. Pertambangan
Aktivitas penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan pencemaran tanah. Salah satu kegiatan penambangan yang memiliki pengaruh besar mencemarkan tanah adalah penambangan emas. Pada penambangan emas, polusi tanah terjadi akibat penggunaan merkuri (Hg) dalam proses pemisahan emas dari bijinya. Merkuri tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun yang dapat mematikan tumbuhan, organisme tanah, dan mengganggu kesehatan manusia.
a. Limbah rumah tangga
Dalam rumah tangga, air digunakan untuk minum, memasak, mencuci, dan berbagai keperluan lainnya. Setelah digunakan, air dibuang atau mengalir ke selokan. Selanjutnya, air tersebut mengalir ke sungai, danau, dan laut. Air buangan rumah tangga atau dikenal sebagai limbah domestik mengandung 95% sampai 99% air dan sisanya berupa limbah organik .
Sebagian dari air buangan terdiri atas komponen nitrogen, seperti urea dan asam urik yang kemudian akan terurai menjadi amoniak dan nitrit. Pada perairan yang dimasuki oleh limbah rumah tangga biasanya akan menyebabkan populasi ganggang menjadi meningkat pesat sebagai akibat banyaknya persediaan nutrien.
Sebaliknya, persediaan oksigen dalam perairan tersebut semakin berkurang. Di sana dapat ditemukan Tubifex sp., hewan air yang mampu hidup dengan baik di bawah kondisi defisiensi oksigen.
Semakin ke hilir atau ke arah muara, limbah organik lebih terurai secara sempurna sehingga kandungan oksigen dalam air kembali normal. Hewan dan tumbuhan air dapat tumbuh dengan baik.
Selain itu limbah rumah tangga terpenting adalah sampah.
Sampah dalam jumlah banyak seperti di kota-kota besar, berperan besar dalam pencemaran tanah, air, dan udara. Tanah yang mengandung sampah diatasnya akan menjadi tempat hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Pencemaran oleh mikroorganisme dan polutan lainnya dari sampah akan mengurangi kualitas air tanah. Air tanah yang menurun kualitasnya dapat terlihat dari perubahan fisiknya, misalnya bau, warna, dan rasa, bahkan terdapat lapisan minyak. Beberapa jenis sampah, seperti plastik dan logam sulit terurai sehingga berpengaruh pada kemampuan tanah menyerap air.
b. Limbah pertanian
Dalam kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan pengganggu (herbisida) dapat mencemari tanah, dan air.
Herbisida merupakan pestisida yang 40% produknya sudah digunakan di dunia. Para petani menggunakan herbisida untuk mengontrol atau mematikan sehingga tanaman pertanian dapat tumbuh dengan baik. Percobaan pada kelinci dan kera menggunakan dosis herbisida diatas 25% menunjukkan bahwa pemberian makanan dan minuman yang dicampur herbisida dapat menyebabkan organ hati dan ginjal hewan tersebut mudah terkena tumor dan kanker.
Fungisida merupakan pestisida yang digunakan untuk mengontrol atau memberantas cendawan (fungi) yang dianggap sebagai wabah atau penyakit. Penyemprotan fungisida dapat melindungi tanaman pertanian dari serangan cendawan parasit dan mencegah biji (benih) menjadi busuk di dalam tanah sebelum berkecambah. Akan tetapi, sejak metal merkuri sangat beracun terhadap manusia, biji-bijian yang telah mendapat perlakuan fungisida yang mengandung metal merkuri tidak pernahdimanfaatkan untuk bahan makanan. Fungisida dapat memberi dampak buruk terhadap lingkungan.
Insektisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga hama. Jenis pestisida ini sudah digunakan manusia sejak lama. Pestisida dan herbisida memiliki sifat sulit terurai dan dapat bertahan lama di dalam tanah. Residu pestisida dan herbisida ini membahayakan kehidupan organisme tanah.
Senyawa organoklorin utama di dalam insektisida adalah DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) dapat membunuh mikroorganisme yang sangat penting bagi proses pembusukan, sehingga kesuburan tanah terganggu Tanah yang tercemar pupuk kimiawi, pestisida, dan herbisida dapat mencemari sungai karena zat-zat tersebut dapat terbawa air hujan atau erosi.
Penggunaan pupuk buatan secara berlebihan menyebabkan tanah menjadi masam, yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Tanaman menjadi layu, berkurang produksinya, dan akhirnya mati. Pencemaran tanah oleh pestisida dan herbisida terjadi saat dilakukan penyemprotan. Sisa-sisa penyemprotan tersebut akan terbawa oleh air hujan, akhirnya mengendap di tanah. Penggunaan bahan-bahan kimiawi secara terus menerus akan mengakibatkan kerusakan tekstur tanah, tanah mengeras, dan akan retak-retak pada musim kemarau.
c. Pertambangan
Aktivitas penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan pencemaran tanah. Salah satu kegiatan penambangan yang memiliki pengaruh besar mencemarkan tanah adalah penambangan emas. Pada penambangan emas, polusi tanah terjadi akibat penggunaan merkuri (Hg) dalam proses pemisahan emas dari bijinya. Merkuri tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun yang dapat mematikan tumbuhan, organisme tanah, dan mengganggu kesehatan manusia.
1.
Dampak
yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah
Berbagai dampak
ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:
1. Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe
polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena.
Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik
untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi
tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa)
dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan
tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.
Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai
pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta
penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang
tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk
paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar,
pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
2. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda
yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan
beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang
besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah
piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan
terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari
efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung
menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan
kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang
pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu
menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu
paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:
a. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site)
dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman,
tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut
disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang
kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini
jauh lebih mahal dan rumit.
b.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau
tidak beracun (karbon dioksida dan air).
3. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan
di suatu tempat penampungan air seperti danau,
sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting
dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai
macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau,
sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air
minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata.Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Penyebab
Pencemaran air dapat disebabkan oleh
berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
- Meningkatnya kandungan nutrien
dapat mengarah pada eutrofikasi.
- Sampah organik seperti air
comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada
air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat
berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
- Industri membuang berbagai
macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam
berat, toksin organik, minyak,
nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama
yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga
mengurangi oksigen dalam air.
- Seperti limbah pabrik yg
mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
- pencemaran air oleh sampah
Akibat
- Dapat menyebabkan banjir
- Erosi
- Kekurangan sumber air
- Dapat membuat sumber penyakit
- Tanah Longsor
- Dapat merusak Ekosistem sungai
- Kerugian untuk Nelayan
Penanggulangan Pencemaran air
Banyak hal yang kita lakukan sebagai
cara penanggulangan pencemaran air.
1.
Sadar
akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi
sumber mata air agar tidak tercemar.
2.
Tidak
membuang sampah ke sungai.
3.
Mengurangi
intensitas limbah rumah tangga
4.
Melakukan
penyaringan limbah pabrik sehingga limbah limbah yang nantinya bersatu dengan
air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5.
Pembuatan
sanitasi yang benar dan bersih agar sumber – sumber air bersihnya tidak
tercemar.
Langganan:
Postingan (Atom)