Senin, 30 Juli 2012

Karya tulis tentang rambutan

Karya Tulis Tentang Rambutan

Oragnisasi dan Peran Akuntansi Manajemen


PENTINGNYA ORGANISASI DAN PERANAN AKUNTANSI MANAJEMEN DIMASA YANG AKAN DATANG


A. Pengertian Akuntansi Manajemen

Akuntansi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan output untuk memenuhi kebutuhan manajemen. Proses untuk menghasilkan output tersebut tidak dibatasi oleh aturan-aturan yang mengikat seperti halnya akuntansi keuangan. Input yang digunakan dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen merupakan alat untuk mengambil keputusan bagi manajemen. Keputusan ini dimulai sejak perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian dari suatu produk, siklus manajemen, maupun divisi dan perusahaan. Pengambilan keputusan bagi manajemen dapat dilakukan untuk berbagai hal. 
Akuntansi Sebagai Alat Pengendalian Organisasi
Sedangkan dalam dalam organisasi .Organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pendapat lain : menyebutkan bahwa Organisasi adalah se- kelompok orang yang menyatu bersama karena beberapa tujuan bersama. Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu : Orang-orang (sekumpulan orang), Kerjasama,Tujuan yang ingin dicapai
Tujuan organnisasi : Sasaran merupakan Tujuan bersama yang mengarahkan kerja organisasi. Bagi beberapa organisasi sasarannya adalah membuat produk dan menghasilkan keuntungan.
Dalam organisasi sektor publik yang sifatnya tidak mengejar laba serta adanya pengaruh politik yang besar, alat pengendaliannya lebih banyak berupa peraturan birokrasi. Terkait dengan pengukuran kinerja, terutama pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektifitas(value for money), akuntansi manajemen memiliki peran utama dalam pengendalian organisasi yaitu mengkuantifikasikan kesuluruhan kinerja terutama dalam ukuran moneter.Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian. Informasi akuntansi merupakan alat pengendalian yang vital bagi organisasi karena memberikan informasi yang bersifat kuantitatif. Informasi akuntansi pada umumnya dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial, sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang pada akhirnya membentuk gambaran kinerja organisasi secara keseluruhan.Akuntansi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan informasi sebagai alat pengendalian keuangan (financial control) dengan akuntansi sebagai alat pengendalian organisasi(organizational control). Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi, khususnya memastikan bahwa organisasi memiliki likuiditas dan solvabilitas yang cukup baik.Pengendalian organisasi adalah terkait dengan pengintegrasian aktifitas fungsional ke dalam sistem organisasi secara keseluruhan. Pengendalian organisasi untuk menjamin bahwa organisasi tidak menyimpang dari tujuan dan strategi organisasi yang telah ditetapkan. Pengendalian organisasi memerlukan informasi yang lebih luas dibandingkan pengendalian keuangan.
Menurut  Mulyadi (1993, hal.I7) jenis/tipe dan manfaat dari  organisasi akuntansi manajemen yaitu sebagai berikut :

Tipe Informasi
Akuntansi Manajemen
Manfaat

Informasi masa lalu
Informasi masa yang
akan datang

Informasi akuntansi
penuh (full accounting
information
Pelaporan informasi
keuangan

Penyusunan
Analisis kemampuan
menghasilkan  laba

Program
Jawaban atas pertanyaan
“Berapa biaya yang telah
dikeluarkan untuk
sesuatu?”

Penentuan harga jual
normal
Penentuan harga jual

Penentuan harga transfer

dalam cost – type contract
Penentuan harga jual
dalam perusahaan  yang
diatur dengan peraturan
pemerintah

Informasi akuntansi
diferensial (Diferential
accounting information)

Pengambilan keputusan
pemelihan alternatif,
baik jangka pendek
maupun jangka panjang


Informasi akuntansi
pertanggungjawaban
(responsibility accounting
information

Penilaian kinerja manajer
Pemotivasian manager
Penyusunan anggaran

Seiring perkembangan zaman dan Kemajuan teknologi informasi juga membawa dampak besar pada perkembangan dalam paradigma maupun pada teknologi manufaktur. Beberapa faktor akuntansi manajemen yang mendasar mengalami perubahan akibat penggunaan teknologi informasi. Perubahan tersebut antara lain mencakup proses perencanaan, penendalian aktivitas rutin, struktur organisasi dan situasi kerja. Dalam situasi dimana lingkungan berubah, maka rencana organisasi juga harus berubah agar tetap bertahan dan keadaan organisasi tetap stabil. Organisasi yang dihadapkan dengan perubahan lingkungan harus responsif jika tidak ingin mengalami penurunan aktivitas yang tidak dapat dihindarkan. Kondisi ini mengharuskan manajemen untuk selalu melakukan peningkatan yang inovatif secara kontinu disegala aspek agar perusahaan dapat tetap.

Sumber :

sosiologi ekonomi


Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunanioikos” yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan “nomos”, atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga."
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemenuhan kebutuhan manusia jumlahnya terbatas.

Konsep Sosiologi Ekonomi
            Sosiologi ekonomi adalah studi tentang bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhannya atas jasa dan barang langka dengan menggunakan pendekatan sosiologi. Dari pengertian ini, maka sosiologi-ekonomi berkaitan dengan fenomena ekonomi dan pendekatan sosiologis.
            Yang dimaksud dengan fenomena ekonomi adalah gejala bagaimana cara orang/masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya atas barang dan jasa. Yakni semua aktivitas orang dan masyarakat yang berkaitan dengan produksi, distribusi, pertukaran, konsumsi barang dan jasa.
            Lebih rinci Swedberg menuliskan fenomena ekonomi terdiri dari: konsumsi dan produksi, produktivitas dan inovasi teknologi, pasar, kontrak, uang, tabungan, organisasi ekonomi, ekonomi internasional, ekonomi dan masyarakat luas, dampak faktor gender dan etnik terhadap ekonomi, kekuatan ekonomi, dan ideologi ekonomi.
            Dalam pandangan sosiologi, ekonomi merupakan bagian integral dari masyarakat. Sedangkan (studi) ekonomi hanya menitikberatkan pada perhatiannya pada pasar dan ekonomi, sedangkan masyarakat dipandang sebagai ‘outsider’. Oleh karena itu Weber menetapkan tiga unsur ekonomi yang berbeda dari sosiologi-ekonomi, yaitu:
1.      Tindakan ekonomi adalah sosial.
2.      Tindakan ekonomi selalu mengandung makna.
3.      Tindakan ekonomi selalu memperhatikan kekuasaan.
Tindakan ekonomi itu sendiri adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan. misalnya: Ibu memasak dengan kayu bakar karena harga minyak tanah sangat mahal. Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek, yaitu :
  • Tindakan ekonomi Rasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan dan kenyataannya demikian.
  • Tindakan ekonomi Irrasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan namun kenyataannya tidak demikian.

Seiring dengan itu, sosiologi ekonomi memusatkan perhatiannya pada tiga hal:
1.      Analisis sosiologis terhadap proses ekonomi, misalnya dalam proses pembentukan harga oleh para pelaku ekonomi. Secara alamiah harga ditentukan oleh peran mekanisme pasar melalui keseimbangan antara pemintaan dan penawaran di pasar. Pada tataran tertentu intervensi pemerintah dibutuhkan untuk menjaga stabilitas harga, yaitu ketika terganggu tindakan distortif oleh para pelaku ekonomi yang sengaja ingin mengacaukan harga pasar.
2.      Analisis hubungan dan interaksi antara ekonomi dan instansi lain dari masyarakat, misalnya hubungan antara ekonomi dengan agama. Contoh: sertifikasi halal yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI)  untuk setiap produk makanan dan minuman.
3.      Studi tentang perubahan institusi dan parameter budaya yang menjadi konteks bagi landasan ekonomi masyarakat, misalnya semangat kewirausahaan di kalangan santri.

Jenis-jenis Masyarakat Ekonomi
Untuk dapat bertahan hidup, semua masyarakat harus membangun sistem teknologi dan ekonomi. Teknologi dan ekonomi adalah dua bidang yang sangat terkait dalam semua masyarakat, tetapi tidak berarti keduanya sama. Teknologi suatu masyarakat terdiri atas peralatan, teknik, dan pengetahuan, yang diciptakan anggotanya untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan ekonomi suatu masyarakat berisi cara-cara yang diorganisasikan secara sosial, dengan cara tersebut barang dan jasa diproduksi dan didistribusikan.

A.      Masyarakat Praindustri.
Terdiri dari lima kategori masyarakat praindustri, yakni: Masyarakat pemburu dan peramu, masyarakat hortikultura sederhana, masyarakat holtikultura intensif, masyarakat agraris, masyarakat pastoralis.
-          Masyarakat pemburu dan peramu
Masyarakat Pemburu dan peramu adalah masyarakat yang metode bertahan hidup utamanya ialah memburu atau mengumpulkan dan meramu secara langsung binatang dan tumbuh-tumbuhan liar yang dapat dimakan, tanpa usaha-usaha yang nyata untuk membudidayakannya (domestikasi) terlebih dahulu. 
Karena pemburu-peramu lebih merupakan pengumpul ketimbang penghasil makanan, mereka harus mengembara ke wilayah geografis yang luas dalam usaha mencari makanan. Dengan demikian, mereka umumnya  nomadik, dan jarang membangun tempat permanen.
Penemuan teknologi masyarakat pemburu-peramu sangat terbatas. Alat dan senjata yang digunakan secara langsung untuk menopang hidup umumnya terdiri dari tombak, busur dan anak panah, jaring dan parangkap yang digunakan untuk berburu, dan tongkat penggali untuk meramu. Alat-alat tersebut kasar dan sederhana, umumnya terbuat dari batu, kayu, tulang, atau bahan alamiah lainnya. Biasanya hanya sedikit atau tidak ada teknik untuk penyimpanan atau pemeliharaan, dan dengan demikian, makanan biasanya dikonsumsi secara langsung atau dalam jangka waktu yang pendek.
Masyarakat ini  dicirikan: menopang hidupnya dengan cara memburu binatang liar dan meramu tanaman liar, menjadi kaum pengembara (nomadik), teknologi masyarakatnya masih sangat terbatas (tombak, busur, panah, dll).
Masyarakat pemburu-peramu sangat dikenal dalam  hal kegagalan mereka menghasilkan surplus ekonomi, kelebihan barang melebihi keperluan subsistensi. Banyak yang percaya bahwa hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan mereka melakukan itu, sebuah ketidakmampuan yang dikarenakan kehidupan marginal dan genting. Penelitian kontemporer menunjukkan hal yang sebaliknya. Para ilmuwan sosial sekarang  pada umumnya setuju bahwa kegagalan menghasilkan surplus disebabkan tidak adanya kebutuhan untuk itu. Karena sumber daya alam selalu tersedia untuk diambil, maka alam itu sendiri menjadi sejenis gudang yang sangat besar.
Contoh: Masyarakat suku Hadza di Tanzania, Afrika. Mereka tidak bercocok tanam, tidak memelihara ternak, dan hidup tanpa hukum ataupun kalender. Mereka hidup dengan cara berburu dan meramu. Kehidupan seperti itu hanya sedikit berubah dibandingkan 10.000 tahun silam.  Mereka kaum yang memang merdeka, tidak disibukkan dengan pekerjaan, bayar pajak, ritual keagamaan, dan lain – lain. Saat lapar, mereka mencari makanan Babun ke hutan dan membakarnya. Selain itu mereka juga adalah orang – orang yang tidak diperbudak dengan uang. Transaksi mereka masih menggunakan sistem barter dengan suku lain. Mereka tidak mengenal dollar atau mata uang lainnya.

-          Masyarakat hortikultura sederhana
Mereka dicirikan: mengenal cara bercocok tanam dengan cara tebas dan tanam (padi, gandum, dll) dalam konteks sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup, tinggal menetap. Kebanyakan  masyarakat hortikultura sederhana tinggal di lingkungan berhutan lebat dan mempraktekkan teknik penanaman yang dikenal dengan tebas-dan-bakar  (biasa juga disebut ladang berpindah). Teknik bertanam ini dimulai dengan penebasan sebidang hutan dan kemudian membakar hasil tebasan yang sudah dikumpulkan. Abu yang tertinggal berfungsi sebagai pupuk, dan biasanya tidak ada tambahan pupuk yang lain.  Kemudian bibit ditanam di ladang yang sudah dibersihkan ini  (biasanya besarnya tidak lebih dari satu are) dengan bantuan tongkat penggali, tongkat panjang yang ujungnya tajam dan keras. Ladang yang telah ada mungkin ditanami hanya dengan satu jenis bibit, tetapi praktik yang lebih umum adalah menanam beberapa bibit tambahan di samping tanaman utama.
            Tumbuhan yang ditanam sebagian besar adalah tanaman yang dapat dimakan. Namun, sejumlah masyarakat tersebut juga mempunyai binatang yang telah didomestikasikan. Babi yang telah didomestikasikan, misalnya, terdapat di seluruh Melanesia. Tetapi kebanyakan masyarakat hortikultura sederhana jarang mendomestikasikan binatang, dan kelompok-kelompok banyak mengandalkan kegiatan berburu atau mencari ikan untuk persediaan protein hewani mereka.
Masyarakat hortikultura sederhana menghasilkan makanan yang lebih banyak untuk setiap bidang tanah dibandingkan masyarakat pemburu dan peramu. Sebagian mereka bahkan menghasilkan surplus ekonomi dalam jumlah kecil. Namun tidak dapat disimpulkan dari kenyataan ini bahwa mereka menikmati standar hidup yang lebih tinggi.

-          Masyarakat hortikultura intensif
Seperti masyarakat hotikulutra sederhana, masyarakat hortikultura intensif menggantungkan hidupnya pada hasil kebun sendiri, dan mereka menanam dengan metode tebas-dan-bakar. Sebagian memelihara binatang ternak, karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup dengan berburu dan menangkap ikan. Masyarakat hortikultura sederhana umumnya membiarkan ladang mereka kosong sampai 20 atau 30 tahun sebelum menanamnya kembali. Sebaliknya, masyarakat hortikultura intensif memperpendek periode kosong menjadi sekitar 5 sampai 6 tahun. Kompensasi atas penurunan kesuburan tanah karena ditanami lebih sering, masyarakat hortikultura intensif selanjutnya memupuki tanah dengan menambahkan  semacam humus atau pupuk kandang.
Pemendekan periode kosong menimbulkan efek yang nyata, yakni berubahnya hutan yang lebat menjadi semak-semak. Tanah yang sudah dibersihkan dari semak-semak harus dipersiapkan untuk ditanami dengan cara yang tidak perlu sesulit membersihkan tanah dari hutan. Dengan demikian, kebanyakan masyarakat hortikultura intensif telah menemukan atau menggunakan cangkul untuk mempersiapkan tanah untuk ditanami.
Dibandingkan dengan hortikultura sederhana, hortikultura intensif sangat produktif untuk masing-masing unit ladang.  Masyarakat hortikultura intensif, ternyata, menghasilkan surplus ekonomi yang nyata, dan surplus ini digunakan untuk menopang sekelompok orang yang tidak terlibat langsung dalam produksi pertanian. Dalam banyak masyarakat hortikultura intensif, anggota kelas ini dipandang, paling tidak secara teoritis, sebagai pemilik semua tanah, dan dalam semua masyarakat semacam itu mereka mengarahkan banyak aktivitas ekonomi.  Standar hidup mereka lebih tinggi dari semua orang yang lainnya. Standar hidup kebanyakan masyarakat hortikultura intensif sulit ditentukan, tetapi dapat dilihat bahwa standar hidup mereka berbeda sedikit dari yang terdapat pada masyarakat hortikulktura sederhana. Namun tidak boleh dilupakan bahwa masyarakat hortikultura intensif bekerja lebih keras hanya untuk mencapai hasil material yang kurang lebih sama.

-          Masyarakat agraris
Masyarakat agraris menyandarkan hidup kepada pertanian murni. Tanah dibersihkan dari semua tanaman dan ditanami dengan menggunakan bajak dan binatang-binatang dipergunakan untuk menarik bajak. Ladang dipupuk secara besar-besaran, terutama dengan pupuk kandang. Ketika tanah ditanami dengan cara ini, maka ia  dapat dipergunakan secara agak berkesinambungan. Dengan demikian, periode kosong sangat pendek atau bahkan tidak ada lagi. Para petani sering menanami sebidang tanah tertentu setiap tahun, dan dalam beberapa kasus, panen dapat dipungut dari ladang yang sama lebih dari sekali dalam setahun.
Kebanyakan  anggota masyarakat agraris adalah para petani (peasants). Mereka adalah produsen utama, orang yang menanami ladang, dari hari ke hari. Eric Wolf (1966) menyebut mereka penanam tergantung (dependent cuktivator), karena mereka berada dalam hubungan ketergan-tungan politik ekonomi atau subordinat kepada para pemilik tanah. Mereka sendiri seringkali tidak punya tanah, tetapi hanya dibolehkan memakai. Dalam pengertian ini, mereka hanyalah para penyewa tanah. Dalam kasus di mana para petani mempunyai tanah sendiri, mereka jauh dari penguasaan penuh atas nasib produk dari tanah mereka. Tetapi tidak semua produsen utama dalam masyarakat agraris adalah petani. Sebagian adalah para budak. Budak berbeda dari petani, karena mereka secara hukum dimiliki dan dapat diperjualbelikan. Dalam sebagian masyarakat agraris, misalnya di Romawi dan Yunani Kuno, para budak melebihi jumlah petani.


-          Masyarakat pastoralis
Mereka menggantungkan hidup pada penggembalaan ternak di daerah kering dan semi kering yang tidak cocok untuk ditanami. Masyarakat pastoralis menggantungkan kehidupannya kepada sekumpulan binatang gembalaan. Mereka menggembalakan sekumpulan  binatang sepanjang tahun, dan berpindah secara musiman bersama kumpulan gembala/ternak mereka untuk mencari padang rumput (pasture). Karena itulah mereka dinamakan nomadisme pastoralis. Binatang yang paling umum dipelihara adalah biri-biri, kambing, onta, sapi, dan kadang-kadang rusa kutub. Sebagian kelompok pastoralis menggantungkan hidup mereka hanya pada satu spesies binatang, sementara yang lain memelihara beberapa spesies.
Sebagian masyarakat pastoralis, yang kadang-kadang disebut masyarakat pastoralis “sejati”, tidak melaksanakan aktivitas pertanian sama sekali. Kelompok-kelompok ini memperoleh produk pertanian melalui hubungan dagang dengan tetangga mereka yang menjalankan pertanian. Namun, tidak jarang terjadi kelompok pastoralis juga  menjalankan pertanian untuk melengkapi makanan yang diperoleh  dari peternakan binatang mereka; tetapi ini selalu sangat bersifat sekunder di samping kegiatan menggembala.

B.      Masyarakat Pra-Kapitalis
Masyarakat pra-kapitalis diorganisasikan melalui berbagai aktivitas dalam produksi barang yang lebih diarahkan pada nilai gunanya. Dalam hal ini, barang diproduksi untuk dikonsumsi, bukan untuk ditukar dengan barang lain. Sementara dalam masyarakat kapitalis modern, barang diproduksi terutama diarahkan pada nilai tukarnya.
Pasar sudah terdapat dalam masyarakat pra-kapitalis tetapi tidak mendominasi aktivitas ekonomi. Dalam berbagai aktivitas ekonomi, pasar diorganisasikan dengan cara yang berbeda dengan ekonomi pasar kapitalisme yang modern dan rumit. Rasionalitas yang luar biasa pada kapitalisme  modern umumnya tidak terdapat pada sistem ekonomi prakapitalis.
Dalam masyarakat prakapitalis ada empat pola kepemilikan:
Pertama, komunisme primitif. Pada pertengahan abah XIX, Karl Marx berspekulasi bahwa pola kehidupan ekonomi paling awal dalam sejarah manusia adalah apa yang diistilahkannya sebagai komunisme primitif. Dengan istilah ini, yang dimaksud Marx adalah  suatu jenis masyarakat, yang untuk memenuhi kebutuhan  subsistensinya dengan berburu dan meramu atau bentuk-bentuk pertanian sederhana, dan semua sumber daya alam yang penting dimiliki secara bersama. Pemilikan peribadi atas berbagai sumber daya oleh individu atau kelompok kecil tidak ada dalam jenis masyarakat ini.
Kedua, pemilikan keluarga besar. Pemilikan oleh keluarga besar serupa dengan komunisme primitif dalam hal bahwa keduanya bukan merupakan bentuk pemilikan kekayaan pribadi. Kekayaan masih dimiliki dan digunakan secara bersama. Tetapi ada perbedaan penting antara komunisme primitif dan pemilikan oleh keluarga besar. Pemilikan  oleh keluarga besar lebih eksklusif  atau lebih terbatas karena membuat pemilikan dan penggunaan sumber daya berharga  bergantung kepada keanggotaan kelompok keluarga. Dalam berbagai masyarakat yang menganut pemilikan oleh keluarga besar, tidak semua anggota masyarakat mempunyai akses yang sama terhadap kekuatan-kekutan produksi, walaupun semua anggota adalah anggota keluarga besar yang sama. Dengan demikian, pemilikan oleh keluarga besar selangkah meninggalkan komunisme primitif dan menuju kepada pemilikan pribadi. Namun, ia lebih dekat dengan komunisme primitif daripada dengan pemilikan pribadi, karena dalam pemilikan oleh keluarga besar yang sebenarnya, para anggota keluarga besar itu sendiri mempunyai akses yang relatif sama terhadap sumber daya.
Ketiga, pemilikan oleh pemimpin. Pemilikan oleh pemimpin muncul ketika seorang individu yang kuat –seorang pemimpin—yang merupakan pemimpin keluarga besar, atau seluruh desa, atau jaringan desa-desa yang luas, menyatakan pemilikan pribadi atas tanah yang ada dalam kekuasaannya dan berusaha menggusur hak-hak menggunakan tanah pada orang-orang yang hidup di atasnya. Untuk menggunakan tanah, orang-orang ini harus mengikuti batasan-batasan produksi tertentu, seperti menyerahkan sebagian hasil panen mereka kepada pimpinannya.
Keempat, pemilik Seigneurial. Pemilikan seigneurial muncul manakala sekelompok kecil orang, umumnya dikenal sebagai tuan tanah (bahasa Prancisnya:  seignuers), mengkalim pemilikan pribadi atas sebidang tanah yang di atasnya hidup dan bekerja para petani dan budak yang membayar rente, pajak, dan berbagai pengabdian tenaga kepada para tuan tanahnya. Tidak ada hal yang dibuat-buat dalam hal jenis pemilikan ini, karena para tuan tanah mempunyai kekuasaan tak terbatas terhadap orang lain dalam memanfaatkan tanah, dan orang tersebut seringkali tidak menentukan  keputusan harian  tentang bagaimana tanah harus dipergunakan secara produktif. Dalam jenis pemilikan ini, tanah dimiliki secara pribadi oleh kelas tuan tanah yang mewarisinya melalui garis keluarga dan secara pribadi mengatur penanamannya.

Stratifikasi Sosial Muncul Masyarakat Agraris
            Stratifikasi sosial muncul karena ketidaksamaan status dalam masyarakat. Perbedaan status ini kemudian menempatkan manusia pada starata yang berbeda. Stratifikasi dapat didasarkan pada kekayaan, kehormatan, kekuasaan, dan ilmu pengetahuan.
            Salah satu ciri menonjol dalam masyarakat agraris adalah adanya gap antara kelas dominan dengan subordinatnya. Karena itu, masyarakat agraris adalah masyarakat yang paling terstratifikasi di antara seemua masyarakat pra-industri.
            Sistem stratifikasi agraris secara umum terdiri dari beberapa kelas, yakni:
1.      Kelas Elit Ekonomi Politik (penguasa dan tuan tanah)
Dalam masyarakat agraris, pemerintah yang terdiri dari raja, penguasa, dan sejenisnya, adalah orang yang secara resmi menjadi pemimpin politik. Keluas penguasa terdiri dari mereka yang memiliki tanah dan memperoleh keuntungan dari kepemilikan tersebut. Mereka umumnya merupakan tuan-tuan tanah yang sekaligus penguasa politik. Kelas ini menikmati kekuasaan yang besar, hak-hak istimewa, dan prestise yang tinggi disbanding kelas-kelas lainnya. Surplus ekonomi hamper dapat dipastikan mengalir ke tangan elit ekonomi-politik, sehingga  penguasa dalam masyarakat agraris umumnya memiliki kekayaan yang besar sekali.

2.      Kelas Pengabdi
Di bawah kelas penguasa dan pemerintah adalah kelas pengabdi, terdiri dari para fungsionaris seperti pegawai pemerintahan, tentara, dan personil-personil lainnya yang mengabdi secara langsung kepada penguasa dan pemerintah, seperti para penyewa.
Mereka menjadi penghubung antara elit dengan massa, termasuk mentransfer  surplus ekonomi kepada kelas penguasa dan pemerintah. Kelas pengabdi ini rata-rata menyumbangkan keuntungan yang besar kepada atasan mereka.

3.      Kelas pedagang
Pedagang merupakan bagian terpenting dari perekonomian masyarakat agraris.  Mereka diperlukan oleh kelompok elit karena dapat menyediakan barang-barang mewah.

4.      Kelas rohaniawan
Meski dalam masyarakat agraris kelas rohaniawan terstratifikasi secara internal, tetapi umumnya mereka mempunyai kedudukan istimewa. Mereka mempunyai hubungan yang dekat dengan kelas pengusaha dan pemerintah terutama dalam mendukung kebijakan-kebijakan pengusaha dan pemerintah.

5.      Kelas petani
Mayoritas masyarakat agraris adalah petani tetapi kedudukan mereka rendah. Sistem memaksa mereka untuk bekerja keras seharian untuk kepentingan penguasa dan Negara.

6.      Kelas seniman
Seniman atau mengrajin umumnya bertasal dari para petani yang telah kehilangan hak milik. Pendapatannya biasanya lebih buruk dari pendapatan petani.

7.      Kelas ‘sampah masyarakat’
Mereka terdiri dari para pengemis, pencuri, pelanggar hukum, dan orang-orang yang berada dalam belas kasihan orang.

Stratifikasi Sosial Masyarakat Industri
            Walaupun memiliki tingkat stratifikasi yang lebih rendah dibandingkan masyarakat agraris, masyarakat industri modern tetap memiliki karakteristik stratifikasi yang ekstrem. Pendekatan konvensional dalam analisis Daniel Rossidies mengungkapkan adanya lima kelas mayoritas di Amerika Serikat:
1.      Kelas atas; terdiri dari keluarga kaya dan berkuasa yang diperolehnya secara turun menurun. Mereka menduduki jabatan-jabatan kunci dalam perusahaan, menikmati prestise tinggi dan sangat berorientasi pada budaya konsumksi simbolis elit seperti musik dan kesenian lainnya.
2.       Kelas menengah atas; terdiri dari manajer bisnis, para professional, dan pejabat sipil dan militer. Anggotanya berpenghasilan tinggi dan menghimpun kekayaan melalui investasi dan tabungan.
3.      Kelas menengah bawah; terdiri dari pengusaha kecil, professional rendahan,salesman, dan karyawan. Pendapatan mereka umumnya adalah sedang dan hanya dapat  menabung sedikit.
4.      Kelas Pekerja; umumnya sebagai pekerja terampil dan tanpa keterampilan. Kelompok ini umumnya memiliki angka pengangguran yang tinggi, tidak memiliki tabungan, dan prestisenya rendah.
5.      Kelas Bawah; terdiri dari orang-orang yang hidup dalam kemiskinan, misalnya penganhgguran, penganggur tak kentara, ibu-ibu telantar, dan orang miskin sakit-sakitan. Kelompok ini menderita karena tekanan ekonomi dan memiliki prestise sosial yang rendah. Sering dianggap sampah masyarakat.

macam - macam pencemaran


1. Pencemaran Udara
               Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Sumber – Sumber Pencemaran Udara
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. [Karbon monoksida]adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam [smog fotokimia] adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global (global warming) yg memengaruhi;
Kegiatan manusia
  • Transportasi
  • Industri
  • Pembangkit listrik
  • Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar
  • Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
Sumber alami
Sumber-sumber lain
Dampak Pencemaran Udara :
- Penipisan Ozon
- Pemanasan Global ( Global Warming )
- Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
- Terganggunya fungsi reproduksi
- Stres dan penurunan tingkat produktivitas
- Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak
- Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.

Solusi :
+ Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri  yang melakukan pencemaran udara.
+ Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel Cell dan Solar Cell.
+ Menghemat Energi yang digunakan.
+ Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.



2. Pencemaran Tanah
              Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.


Sumber – Sumber Pencemaran tanah :

a. Limbah rumah tangga

Dalam rumah tangga, air digunakan untuk minum, memasak, mencuci, dan berbagai keperluan lainnya. Setelah digunakan, air dibuang atau mengalir ke selokan. Selanjutnya, air tersebut mengalir ke sungai, danau, dan laut. Air buangan rumah tangga atau dikenal sebagai limbah domestik mengandung 95% sampai 99% air dan sisanya berupa limbah organik .

Sebagian dari air buangan terdiri atas komponen nitrogen, seperti urea dan asam urik yang kemudian akan terurai menjadi amoniak dan nitrit. Pada perairan yang dimasuki oleh limbah rumah tangga biasanya akan menyebabkan populasi ganggang menjadi meningkat pesat sebagai akibat banyaknya persediaan nutrien.

Sebaliknya, persediaan oksigen dalam perairan tersebut semakin berkurang. Di sana dapat ditemukan Tubifex sp., hewan air yang mampu hidup dengan baik di bawah kondisi defisiensi oksigen.

Semakin ke hilir atau ke arah muara, limbah organik lebih terurai secara sempurna sehingga kandungan oksigen dalam air kembali normal. Hewan dan tumbuhan air dapat tumbuh dengan baik.

Selain itu limbah rumah tangga terpenting adalah sampah.

Sampah dalam jumlah banyak seperti di kota-kota besar, berperan besar dalam pencemaran tanah, air, dan udara. Tanah yang mengandung sampah diatasnya akan menjadi tempat hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Pencemaran oleh mikroorganisme dan polutan lainnya dari sampah akan mengurangi kualitas air tanah. Air tanah yang menurun kualitasnya dapat terlihat dari perubahan fisiknya, misalnya bau, warna, dan rasa, bahkan terdapat lapisan minyak. Beberapa jenis sampah, seperti plastik dan logam sulit terurai sehingga berpengaruh pada kemampuan tanah menyerap air.

b. Limbah pertanian

Dalam kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan pengganggu (herbisida) dapat mencemari tanah, dan air.

Herbisida merupakan pestisida yang 40% produknya sudah digunakan di dunia. Para petani menggunakan herbisida untuk mengontrol atau mematikan sehingga tanaman pertanian dapat tumbuh dengan baik. Percobaan pada kelinci dan kera menggunakan dosis herbisida diatas 25% menunjukkan bahwa pemberian makanan dan minuman yang dicampur herbisida dapat menyebabkan organ hati dan ginjal hewan tersebut mudah terkena tumor dan kanker.

Fungisida merupakan pestisida yang digunakan untuk mengontrol atau memberantas cendawan (fungi) yang dianggap sebagai wabah atau penyakit. Penyemprotan fungisida dapat melindungi tanaman pertanian dari serangan cendawan parasit dan mencegah biji (benih) menjadi busuk di dalam tanah sebelum berkecambah. Akan tetapi, sejak metal merkuri sangat beracun terhadap manusia, biji-bijian yang telah mendapat perlakuan fungisida yang mengandung metal merkuri tidak pernahdimanfaatkan untuk bahan makanan. Fungisida dapat memberi dampak buruk terhadap lingkungan.

Insektisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga hama. Jenis pestisida ini sudah digunakan manusia sejak lama. Pestisida dan herbisida memiliki sifat sulit terurai dan dapat bertahan lama di dalam tanah. Residu pestisida dan herbisida ini membahayakan kehidupan organisme tanah.

Senyawa organoklorin utama di dalam insektisida adalah DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) dapat membunuh mikroorganisme yang sangat penting bagi proses pembusukan, sehingga kesuburan tanah terganggu Tanah yang tercemar pupuk kimiawi, pestisida, dan herbisida dapat mencemari sungai karena zat-zat tersebut dapat terbawa air hujan atau erosi.

Penggunaan pupuk buatan secara berlebihan menyebabkan tanah menjadi masam, yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Tanaman menjadi layu, berkurang produksinya, dan akhirnya mati. Pencemaran tanah oleh pestisida dan herbisida terjadi saat dilakukan penyemprotan. Sisa-sisa penyemprotan tersebut akan terbawa oleh air hujan, akhirnya mengendap di tanah. Penggunaan bahan-bahan kimiawi secara terus menerus akan mengakibatkan kerusakan tekstur tanah, tanah mengeras, dan akan retak-retak pada musim kemarau.

c. Pertambangan

Aktivitas penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan pencemaran tanah. Salah satu kegiatan penambangan yang memiliki pengaruh besar mencemarkan tanah adalah penambangan emas. Pada penambangan emas, polusi tanah terjadi akibat penggunaan merkuri (Hg) dalam proses pemisahan emas dari bijinya. Merkuri tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun yang dapat mematikan tumbuhan, organisme tanah, dan mengganggu kesehatan manusia.
1.     Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:
1. Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
2. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:
a. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

b. Bioremediasi
               Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

3. Pencemaran Air
                 Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.


Penyebab

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
  • Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
  • Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
  • Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
  • Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
  • pencemaran air oleh sampah

       Akibat

  • Dapat menyebabkan banjir
  • Erosi
  • Kekurangan sumber air
  • Dapat membuat sumber penyakit
  • Tanah Longsor
  • Dapat merusak Ekosistem sungai
  • Kerugian untuk Nelayan

Penanggulangan Pencemaran air
Banyak hal yang kita lakukan sebagai cara penanggulangan pencemaran air.
1.   Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
2.   Tidak membuang sampah ke sungai.
3.   Mengurangi intensitas limbah rumah tangga
4.   Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5.   Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber – sumber air bersihnya tidak tercemar.